Pages

Rabu, 14 Oktober 2015

kekasihku kelak


Aku masih membolak balik halaman buku, berharap kutemukan petunjuk tentangmu disitu
Aku masih memutar-mutar knop frekuensi radioku, berharap kudengar penyiar menyebutkan namamu
Aku masih menyusuri taman-taman kota yang membisu, mencari bangku kosong untuk termangu, berharap kau ada disitu, dan mengizinkan aku duduk disampingmu
Aku masih memacu sepeda motorku, menyusuri jalan jalan berdebu, berharap kumelihat jejakmu diantara hingar bingar dan klakson yang saling menderu
Aku terus bertanya, dimana Tuhan menyembunyikanmu?
Kamu
Yang sudah atau belum pernah namanya aku tahu
Mungkin tanpa sadar kita pernah saling berpapasan di jalan
Mungkin aku pernah menatapmu di tempat tertentu atau kau pernah melihatku menunggu sesuatu
Bahkan mungkin aku ternyata sudah mengenalmu!
Aku mungkin sudah tahu segala tentangmu
Aku mungkin pernah berjalan bersamamu
Atau, aku mungkin orang yang akan singgah dan berlabuh di hatimu?
Sekali lagi itu hanya kemungkinan yang bahkan tidak ada satupun makhluk hidup yang benar benar tahu
Kamu
Yang wajahnya kuharap hadir barang sebentar di setiap mimpiku
Aku sering mereka reka seperti apa dirimu
Kadang aku akan tersenyum senyum sendiri membayangkan kita bertemu
Oiya, kamu tidak perlu takut tentang itu
Percayalah, demi Dia yang menciptakan kita berdua, aku tidak pernah mengharap kesempurnaan
Karena aku pun tak sempurna
Lalu mungkin aku akan bertanya
Seperti apa hobimu? Seperti apa orangtuamu? Berapa saudara kandungmu? Apakah kau suka membaca? 
Kamu
Yang akan tetap kucari dimanapun hadirnya dirimu
Sebelum bertamu kamu aku sudah dipertemukan dengan orang orang baik, orang orang hebat, bahkan mungkin realitanya mereka lebih hebat darimu, mereka lebih cantik darimu, mereka lebih baik darimu, tentunya dalam beberapa hal
Tapi sayangnya mereka bukan orang yang tepat untukku
Tapi mungkin merekalah orang yang membentuk aku yang sekarang
Tapi, tidak untuk mengabulkan semua permintaanmu
Atau untuk membenarkan semua perkataanmu
Hanya aku, insya allah akan ada untukmu
Dalam sukamu, dalam dukamu
Menyembuhkan lukamu, meringankan sakitmu, mengobati perihmu
Menghentikan deras aliran air matamu dan melengkungkan kembali senyum mu
Kamu
Aku pasti akan menemukan cara bertemu denganmu
Tunggu aku

Benci Jadi Pihak Ke Tiga

 Aku Benci Pihak Ketiga
By: Rifa Aji Alam kusuma

Aku benci menjadi pihak ketiga. Maksudku, aku benci menjadi orang yang jatuh cinta dengan kekasih orang lain. Apa setiap jatuh cinta tidak pernah memandang kepada siapa ia akan tertuju? Sungguh, ini sangat menyesakkan. Aku cemburu. Dan ini lebih menyesakkan ketika cemburuku tidak kautanggapi. Lebih pahit ketika tahu aku tidak berhak untuk mengaturmu ini-itu. Harusnya, kamu menghentikan perhatianmu itu. Aku juga salah jatuh cinta dengan kekasih orang. Jadi, siapa yang salah dalam keadaan seperti ini ? Cinta ?
Aku benci menjadi pihak ketiga. Maksudku, aku benci menjadi orang yang selalu kamu jadikan pundak hanya disaat kamu sedang lelah menjalani hubungan dengannya. Apa kamu tahu sebabnya aku mau dijadikan pundak olehmu ? Karena aku berharap aku yang akan menggantikan posisinya saat kamu diabaikan. Karena aku takut kehilangan kamu. Kamu tahu ?
Aku benci menjadi pihak ketiga. Maksudku, aku benci karena perhatianmu tidak hanya kamu berikan khusus kepadaku. Perhatianmu hanya teralih kepadaku saat ia pergi menghilang tanpa kabar.
Aku benci menjadi pihak ketiga. Maksudku, aku benci memendam rasa kepada kekasih orang lain. Aku benci kamu datang disaat sedih, lalu pergi saat semuanya sudah pulih. Tahukah aku membenci itu ? Ah, kamu tidak pernah tahu karena kamu terlalu sibuk.
Aku benci menjadi pihak ketiga. Karena aku tidak ingin merusak hubungnmu. Aku yang ingin pergi, namun terjerat bayangmu yang semu. Aku bahkan tidak mengerti apa statusku dengan kamu yang kekasih orang. Aku hanya menemuimu lewat tulisan. Apa aku menyakiti kekasihmu ? Sungguh tidak, tapi aku yang kau sakiti diam-diam. Aku terus menunggu, memendam rasa hingga akhirnya kamu putus dengannya. Tapi kapan ? Aku benci kamu pergi saat aku benar-benar butuh.
Aku masih sama, masih benci menjadi pihak ketiga. Aku yang bodoh; masih terus mengejar bayangmu yang tak bisa ku deskripsikan. Mataku pura-pura bahagia, senyumku sengaja kuperlebar karena aku tidak ingin hubunganmu terusik hanya karena perasaanku yang kelewat batas. Aku yang salah; tidak menyadari kepada siapa aku menyimpan rasa. Aku benci menjadi orang ketiga.
Sungguh, jika kamu tahu, aku tidak sebahagia saat melihat hubunganmu makin erat. Aku benci mendengarkan curahanmu, aku benci melihatmu bahagia tidak denganku. Aku juga benci melihatmu menangis karena pengabaian yang ia jeratkan untukmu. Sekarang, aku mengerti bahwa bukan hanya aku yang menjadi pihak ketiga, karena ada dia yang selalu menjadi peran utama yang selalu kau tunggu-tunggu kehadirannya.
Dan lagi, aku yang salah yang tak segera berhenti mencintaimu. Aku terlalu berharap bisa menjadi orang yang kaucari setiap hari-harimu. Aku tidak bisa menjadi siapa-siapa dalam dirimu. Kamu yang tak pernah bisa ku genggam dengan jemari, hanya bisa terangkul dalam doa. Pastinya kamu akan tahu siapa yang akan pergi. Tentu, aku sudah bosan menjadi pihak ketiga. Mungkin, aku terlalu berharap dan pastinya aku akan selalu mendoakan kamu dan hubunganmu. Semoga kamu tahu, aku benci menjadi pihak ketiga

Sabtu, 07 Maret 2015

R A S A


Empat huruf yang biasa-biasa saja namun bisa mematahkan logika. Hati tidak pernah memilih kepada siapa ia diambil alih, yang aku tahu aku jatuh cinta pada pandangan pertama hingga seterusnya. Pada sebuah keramaian dan kamu menjadi pusat perhatian sedang aku hanya duduk di pojokkan, menyaksikanmu dari belakang.
Siapa sangka kamu, orang yang menyatu dalam bayang-bayang gelap keramaian. Kita pecah dalam perbincangan tentang banyak hal hingga kembali utuh dalam kata kenyamanan. Segalanya aku lakukan dengan beberapa kali melakukan penolakan terhadap hatiku sendiri, kamu telah bersamanya dan seharusnya aku tahu diri. Tapi kenyataannya hanya dengan tatapan tenang luar biasa pertahananku runtuh seketika.
Bukan salah hati, jika sedikit cinta mampu mengundang rindu setengah mati. Bukan pula salah hati, jika sedikit cinta kelak menjadi alasan ada rasa yang tersakiti. Nyatanya, cinta memang Tuhan ciptakan dengan mata yang buta arah. Bisa menuju siapapun, bisa terjatuh di manapun.
Sebenarnya aku sudah lelah menjatuhkan harapan cinta pada hati yang salah. Aku juga ingin rasaku berbalas, bukan terus menerus berbatas. Harus meminta seperti apa lagi, agar hatiku yang kutitipkan padamu, bersedia kau balas ? Karena setiap kubiarkan perasaan-perasaan ini tinggal, aku takut lukaku semakin kekal.
 Posisiku selalu serba salah. Di sisi diri, aku tak ingin kau dirangkul oleh orang lain.. Karena hati ini bisa membahagiakanmu dengan berlipat kali dari yang ia beri. Tapi disisi hati, aku akan menjadi sangat salah jika berulah dengan merebutmu dari dia yang mencintaimu amat sangat. Tak mungkin menumpukkan luka dengan sesuka demi kebahagiaanku semata.
Sewujud cinta tak pernah tahu dengan pasti di mana ia semestinya berada. Karena bukankah ia tumbuh begitu saja
Saat seperti ini aku ahli mencari siapa yang salah, kali ini waktu jadi korbannya. Jika saja ia mempertemukan kita lebih dulu sebelum ada janji yang mempersatu atau setidaknya andai aku tahu ada hati yang mendoakannya selalu sebelum cinta ini menjadi terlalu. Jika kebahagiaan harus diciptakan maka bersamamu adalah ketidak mungkinan.
Begitu banyak pertanyaan terjun bebas ke kepalaku tanpa jawaban yang sejatinya aku tidak tahu. Yang aku tahu aku mencintaimu, tapi akan rumit dalam realita. Setiap hari aku harus menenangkan rindu yang berteriak mencari dimana tuannya, karena senyatanya dia tidak diakui siapa-siapa. Kamu bersamanya sejak kemarin hingga hari ini, sedang aku selalu menjadi sendal jepit yang meski nyaman namun tak akan pernah digunakan dalam acara-acara peringatan.
 Mencintamu itu bukan penyesalan, namun nyatanya tak ada cinta yang tak ingin diberi balasan.
Yang kuingin kebahagiaan, seperti kala sepasang mataku menyaksikan kalian berduaan. Yang kuingin kepastian, tentang tarik menarik asa dan rasa yang seperti tak ada ujungnya. Yang kuingin cinta yang sederhana; cukup sederhana hingga aku tak perlu meminta apa-apa untuk dapat merasa bahagia, hingga aku tak perlu merasa kecewa sebab keinginan tak sejalan dengan kenyataan, hingga aku tahu rasanya dicinta tanpa perlu mengiba.
Biarkan perasaan ini perlahan mengikuti aliran tanpa terlihat sebagai kesalahan, karena menurutku ini bagian dari pelajaran dalam perjalanan. Pada siapapun ia takkan mungkin menurut, sampai waktu yang tepat membiarkan ia menyurut. Meski hati begitu menginginkan, tapi aku tahu batas-batas yang tak bisa dilewati. Entah siapa yang akan menggesermu dari segala ketetapan-ketetapan perasaan, tapi aku hanya bisa menyerahkannya pada Tuhan.

Biarkan cinta dan perasaan ini terpendam rapat di hatiku tanpa ada dari mereka yang tahu. Diam adalh cara terbaik ketika mencintai dia yang telah mempunyai hati yang tetap. Itu yang terbaik untukku dan dirinya . 

Rabu, 04 Maret 2015

Mengagumi Tanpa Dicintai





    Seandainya kamu tau apa yang aku rasain. Seandainya kamu tau bagaimana perasaan aku buat kamu. Seandainya kamu tau setiap malam aku selalu berharap diterakhir sms kamu buat aku kamu ucapin "Good Night" dan disetiap aku buka mata disaat aku bangun dari tidur ku, aku berharap ada satu pesan dari kamu "Good Morning :)". Tapi semua itu hanya angan ku, semua nya hanya khayalan ku.
Aku adalah penggemar rahasia mu yang sama sekali tak pernah kau acuhkan. Aku tidak punya keberanian untuk mengungkapkan apa yang aku rasakan untuk mu. Aku hanya bisa menunggu dan menunggu. Menunggu mu punya rasa yang sama seperti ku, walau jika difikir-fikir itu semua MUSTAHIL. Setiap hari aku hanya bisa melihat beranda BBM ku agar aku tau bagaimana kabar mu sekarang.
Apa kamu tau, bagaimana rasa nya jadi aku ketika aku mendengar seseorang yang sudah berhasil merebut hatimu ". Aku hanya bisa tersenyum miris dan berkata kepada mu "Semoga cinta mu tidak bertepuk sebelah tangan", begitulah kata-kata munafik yang ku ucapkan untuk mu. Aku hanya bisa berkata dalam hati ku 'semoga kamu tidak seperti aku yang mempunyai cinta tulus untuk mu namun kau abaikan'.
Andai kamu tau disetiap doa ku, aku selalu menyebut nama mu. Andai kamu tau setiap malam aku memimpikan mu. Aku bermimpi kamu tersenyum manis dengan tulus untuk ku dan hanya untuk ku. Aku bermimpi, kamu menggenggam tangan ku seolah-olah kamu tidak ingin kehilangan ku. Bahagia nya hati ku. Namun ketika aku terbangun dari tidurku semua itu hilang. Nyata nya aku hanya bisa melihat senyum mu dari kejuahan, dan senyuman itu bukan karna ku, tapi karna seseorang yang telah bersendar di hati mu.
Aku tidak tau apa yang harus ku lakukan. Sedih atau senang?. Kenapa? Kenapa ketika kamu mulai mengenalku harus ada orang lain yang sudah mengisi hati mu. Apakah kamu tidak tau, aku selalu disini menunggu mu dengan cinta yang tulus dari ku hanya untuk mu. Atau semua ini memang takdir ku? Mengagumi tanpa dicintai

Jumat, 30 Januari 2015

Andai saja aku tak mengenalmu

 Akhirnya, aku sampai di tahap ini. Posisi yang sebenarnya tidak pernah aku bayangkan sebelumnya. Aku terhempas begitu jauh dan jatuh begitu dalam. Ku kira langkahku sudah benar, ku pikir anggapanku adalah segalanya dan akupun salah, menyerah adalah jawaban yang aku pilih meskipun sebenarnya aku masih ingin memperjuangkan mu.     Aku terpkasa berhenti karna tugasku untuk mencintaimu kini tlah menjadi tugas barunya. Hari-hariku yang tiba-tiba kosong dan berbeda ternyata cukup membawa rasa tertekan. Mungkin kau fikir, ini sungguh berlebihan. Tentu saja kau pikir ini sangat berlebihan karna kamu tak ada didalam posisiku, kamu tak merasakan sesaknya menjadi aku!      Jika aku punya kemampuan membaca matamu dan mengerti isi otakmu mungkin aku tak akan mempertahankan kamu sejauh ini. Jika aku cukup cerdas menilai bahwa perhatianmu bukan lah hal yang begitu special, mungkin sudah dari dulu kita tidak saling kenal seperti ini. Aku terburu-buru mengartikan segala perhatian dan ucapanmu adalah wujud terselubung dari cinta. Bukankah ketika jatuh cinta, setiap orang selalu menganggap segala hal yang biasa terasa begitu special dan manis? Aku juga manusia biasa. Ku harap kau memahami dan menyadari apa maksud ku. Aku berhak merasa bahagia karna membaca pesan bbm mu di sela-sela dingin malam ku dulu.

 Aku boleh tersenyum karna detak jantungku tidak beraturan.
     Sungguh. Aku mencintaimu. Mengetahui kau tak memilihku adalah hal tersulit yang bisa aku mengerti. Aku masih bisa belum mengerti. Mengapa semua berakhir dan terasa sakit seperti ini? aku sudah berusaha semampuku, menyanjungmu, tapi dimana letak hatimu?dimana perasaan mu? Tatapanmu dingin dan sikapmu pun dingin dan aku tak mampu menuntut apa-apa dari mu.     Sejak dulu seharusnya aku tak memperhatikan kamu sedetail itu, sejak pertama melihatmu harusnya tak perlu aku begitu cepat jatuh cinta dengamu. Sejak tahu kehadiranmu, seharusnya aku tak terlalu mengubris, aku terlalu penasaran, selalu mengikuti rasa keingintahuanku. Dari awal memang aku tidak mengenalmu mungkin aku tak akan tahu rasanya meneteskan air mata di pipi.      Ini bukan akhir yang aku pilih, seandainya aku bisa memilih cerita akhir, aku hanya ingin mendekapmu sebentar saja sehingga kau tahu disini aku selalu bergetar mendoakanmu dan selalu merindukanmu


lihat videonya disini

Selasa, 27 Januari 2015

Terabaikannya sebuah perjuangan

Terabaikannya sebuah perjuangan


Dalam hidup, setiap orang punya kisahnya masing-masing.
Dan dalam kisahnya ia harus berjuang, berdiam dan menunggu pun juga bagian dari perjuangan.
Menunggu.. itulah yang selama ini ku lakukan..

sebagai wujud perasaanku yang entah mengapa masih saja ingin terus menahan dan menyimpan bayang-bayang dirimu dalam hati maupun pikiranku.
Aku tahu, setiap malamku selalu ku isi dengan kenangan dan ingatan akan dirimu.

Kenyataannya yang harus kuterima, kau tak ada disini disampingku, entah walau hanya untuk menenangkan sedihku atau menepis sepiku.
Dengan sikapmu yang terkadang sedingin es dan cuek seperti itu, mengapa aku masih ingin memperjuangkanmu?
Aku tak tahu, jadi jangan tanyakan padaku mengapa aku juga bisa mencintaimu dengan cinta yang begitu dalam seperti ini sehingga tak bisa benar-benar kupahami.
Ketika suaramu mengalir diujung telepon atau bahkan pesan singkat yang terlampau singkatnya, disitu ada perasaan rindu yang kudiamkan, terlalu sibuk dalam penantian hingga berakhir pada kesedihan.
Apakah kau tahu hal itu? Kurasa tidak, kau tidak memperdulikan aku sedalam aku memperdulikanmu.
Mungkin memang tak ada cinta dihatimu sedalam cinta yang kupunya untukmu.
Kekhawatiran yang tak pernah kuceritakan padamu, mungkin tak pernah kau pikirkan.

Doaku yang ku sebutkan mungkin tak seperti do'a yang selalu kamu ucapkan.
Perbedaan ini sungguh membuatku tak mengerti apa-apa.
Ketakutanku membungkam segalanya..
Entah apakah kamu memang seharusnya diperjuangkan sejauh ini atau sebaliknya?
Akankah kebersamaan ini berujung pada akhir yang bahagia?
Aku takut.. Aku takut dengan banyak hal yang diam-diam menyerang kita dari belakang.
Kebersamaan kita yang tak biasa, menyisakan cerita yang tak biasa pula.
Kebersamaan yang memang tak berjalan dengan mudah ini cukup membuatku lelah.
Aku ingin berhenti memperjuangkanmu, tapi aku tak pernah berhasil.

Aku lelah, lelah dihantui akan dirimu.
Kau bilang bahwa kau akan selalu ada disini, untukku, disampingku.
Tapi.. Kamu malah menghilang ketika aku membutuhkanmu untuk ada disini!
Kemana larinya kamu? 

Ketika aku berjuang untuk memperjuangkan satu-satunya makhluk yang aku pikir dapat memberiku kebahagiaan nyata?
Seringkali kumaafkan ketidakhadiranmu..
Seringkali kumaklumi kesalahanmu..

dan selalu kuberikan senyum terbaik ketika sesungguhnya aku ingin menangis.
Aku rasa menghilang dan datang tiba-tiba itu adalah keahlianmu,

tapi tak bisakah kau tak seperti itu? Karna itu sangat menyakitiku.
Ini semua perjuanganku untukmu..
Apakah belum cukup untuk menghilangkan sikap dingin dan cuekmu itu?

Inilah perjuangku, yang mungkin selama ini seringkali terabaikan.
Apakah hatimu akan luluh?
Dan sedikit sadar sehingga menunjukkan kepekaan serta kepedulian?

Sabtu, 17 Januari 2015

Mengenangmu

Mengenangmu, menyakitkanku.
dulu berwujud indah,
tapi jarak, ruang dan waktu telah merampas,
rajutan janji terkoyak bersama mimpi yang usai.
 
Ku hanya sekedar mengenangmu,
di separuh perjalanan,
kita pernah menjadikan hujan berpelangi,
lalu malam melukis nama kita di langit yang hitam
 
Hanya sejenak, sebelum selamanya,
aku mengenangmu dalam penantian tak bertepi,
di sela rindu yang hadir, kuharap terselip namamu,
agar dapat ku kenang kau dengan senyum, walau hati perih.
 
Dan saat kenangan terulang,
kita telah melangkah di jalan yang berbeda,
kasih kita sangat rapuh terasa,
aku hanya bisa memandangmu, tanpa sanggup berharap lagi.
 
sebegitu takutkah kita melalui rintangan cinta,
lalu menyerah pada kenyataan “cinta tak selamanya memiliki”

Selasa, 13 Januari 2015

Merindukanmu Hari Ini. Karena Aku menyayangimu lebih


januari 13, 2015 BY rifa aji alam kusuma

Itu karena aku sangat merindukanmu hari ini
Apakah kau baik-baik saja, kau masih tetap sama?
Jangan khawatir, aku hanya sedikit tidak bisa melupakanmu
Ini karena hujan dan aku merasa murung
Jadi aku memikirkanmu..

Akankah kau kembali? Akankah kau kembali? Hati yang berdebar semalamanAku menunggu sepanjang malam di ruangan gelapAku menunggu dan menunggumu dan aku sering menangisKarena aku tahu itu tidak akan berhasil bahkan jika kita bertemu lagi.
Aku menunggu dan menunggumuAku benar-benar membencimuTapi aku benci diriku sendiri karena masih menangis dan tertawa karena dirimuItu karena aku sangat merindukanmu hari ini..Karena angin terasa dingin dan cuaca bagusJika waktu berlalu dapatkah aku melihatmu sekali lagi? Jika kau bertemu seseorang yang baik dan hidup bahagia.,
Maukah kau melupakanku?Semakin aku berpikir bahwa itu sudah berakhirAku semakin merindukanmu .Aku merindukanmu, aku rindu padamu Aku sering menangis. Karena tidak peduli berapa banyak aku mencoba, kau tidak akan pernah kembali. Tapi tetap saja, jika aku menunggumu, jika aku terus merindukanmu
Mungkin kau akan melihatku sekali lagi
Jadi aku menunggumu
Itu karena aku sangat merindukanmu hari ini


Sabtu, 10 Januari 2015

LUKA YANG SAMA KE DUA KALI



    Selamat pagi untuk kamu yang tak pernah memintaku untuk merindumu. Pagi yang indah. Ya, tentu kamu masih bergulat dengan kasurmu dan bertikai dengan mimpi yang akan kamu menyelimuti tidur nyenyakmu. Hari ini adalah hari ke 5 sejak kamu menyatakan apa yang kamu rasakan terhadapku. Apa lagi yang aku tunggu selain pesanmu. Aku terlalu sibuk dengan risiko yang akan kita dapatkan jika kita bersama. Alasan itu tentu hanya kita yang mengetahuinya.
Selamat Pagi atau seperti apalah
kata”mu yang kau tulis

Itulah sebuah pesan yang aku tunggu tapi pesan itu juga yang buatku ragu. Ragu akan sebuah perasaan dan kenyataan. Entahlah aku rasa aku sayang tapi mengapa aku masih saja memikirkan dia yang kini telah meninggalkanku? Apakah aku menyayangimu karena kenyamanan yang telah kau berikan ataukah aku menyayangimu lebih dari sebuah persahabatan  kita berkenalan yang mengatakan sebuah pertemanan, seperti saat Aku memang tidak pernah menuntutmu untuk menjadikanku lebih dari persahabatan ini. Seperti apa yang kamu katakan bahwa ini semua sudah takdir Tuhan. Dari pertemuan kita dan status kita yang teman menjadi sahabat atau mungkin lebih.
    Kamu memang selalu membuatku tersenyum dengan apa yang kamu katakan, , bahkan aku menilaimu lebih baik dari dia yang meninggalkanku dan aku bahagia akan hal itu. Kita jalani cerita berdua dari hari ke hari. Hingga aku lupa cara aku menatapmu saat melihat fotomu. Takdir Tuhan memang indah untuk menyatukan kita saat ini dengan kenyamanan yang kamu dapatkan dari aku mungkin hehehe.
Aku sadari kian hari aku menyayangimu, menilaimu sangat baik, memikirkanmu dengan pikiran positif. Tentu sesuai dengan apa yang kamu katakan tentang dirimu. Memercayai orang sudah lama aku kenal. Itu memang mudah. Ku mulai buka lembaran indahku denganmu.. Aku memang harus menentukan pilihan. Kamu atau Dia yang telah meninggalkanku dengan kenangan didalamnya.

“Tuhan, apakah ini sebuah pilihan? Jika iya, jadikan pilihan yang aku pilih merupakan pilihan yang tepat, pilihan yang terbaik untuk aku dan segala kebahagiaanku.”
Doaku pada Tuhan yang aku harap doaku didengar dan ditunjukan mana yang terbaik untukku. Aku terus memikirkan untuk bisa memilih pilihan yang sulit. Menyayangi keduanya dengan berbeda. Dia memang pernah membuatku mengeluarkan bulir air dari mata karena apa yang diperbuatnya. Sementara kamu, kamu selalu membuatku tersenyum dengan segala sesuatu yang kamu lakukan. Ini hari yang berat untukku. Menentukan apa yang menjadi pilihanku. Kalau saja dia tidak menghubungiku saat ini, mungkin ini tidak terjadi hari ini. Tapi kapan pun itu aku memang harus mempersiapkannya. Aku ingin memilih yang terbaik untukku dan hari-hariku.
Aku memilihmu dan aku mulai berhenti menyayanginya yang telah meniggalkanku. Kini hanya ada kamu. Ya kamu! Bukan yang lain. Aku berharap ini memang pilihan yang akan menjadi pilihan yang terbaik. Bukan hanya untukku dan untuk mu.. Aku rasa ini bahagiaku. Namun aku salah. Kamu memang memberiku bahagia di awal perjumpaan kita. Di awal kisah manis kita. Tapi kamu telah menghilangkan dengan mudah hal-hal indah itu. Kau buatku kecewa. Kau jatuhkan bulir air mata dari mataku. “Tuhan, mengapa tak kau tunjukkan dia yang terbaik? Mengapa kau mengijinkan aku memilihnya yang menyakitiku lebih dari Dia?”
Tuhan memang tidak menjawabnya tapi setelah aku menyadari, Tuhan mengajarkan ku hal yang paling indah dan kini aku menyadari itu. Memilih memang bukan hal yang mudah tapi kau harus memikirkan apa yang sudah dilakukannya untuk mengusahakan hari-harimu penuh warna bukan yang hanya memberimu dua warna dan bukan berarti, orang yang selalu menghasilkan air mata dari matamu tidak pernah bisa memberi kebahagiaan untukmu. Sekarang semua tlah berlalu aku tanpamu dan kembali lagi dengan hidupku dengan sepi dan diamku. Aku hanya bias men gawasimu lewat media social dan orang” yang kukenal yang ada di sekelilingmu. Yang terlebih lagi selalu ada yang aku percaya menjagamu atas kuasanya dan dengan sepenggal do’a yang aku minta untukmu. Kini aku harus belajar melupakanmu seperti yang kamu lakukan untuk melupakanku.

Terimakasih untuk waktu yang singkat ini little girl jaga diri baik”