Selamat pagi untuk kamu yang
tak pernah memintaku untuk merindumu. Pagi yang indah. Ya, tentu kamu masih
bergulat dengan kasurmu dan bertikai dengan mimpi yang akan kamu menyelimuti
tidur nyenyakmu. Hari ini adalah hari ke 5 sejak kamu menyatakan apa yang kamu
rasakan terhadapku. Apa lagi yang aku tunggu selain pesanmu. Aku terlalu sibuk
dengan risiko yang akan kita dapatkan jika kita bersama. Alasan itu tentu hanya
kita yang mengetahuinya.
Itulah sebuah pesan
yang aku tunggu tapi pesan itu juga yang buatku ragu. Ragu akan sebuah perasaan
dan kenyataan. Entahlah aku rasa aku sayang tapi mengapa aku masih saja
memikirkan dia yang kini telah meninggalkanku? Apakah aku menyayangimu karena kenyamanan
yang telah kau berikan ataukah aku menyayangimu lebih dari sebuah persahabatan kita berkenalan yang mengatakan sebuah
pertemanan, seperti saat Aku memang tidak pernah menuntutmu untuk menjadikanku
lebih dari persahabatan ini. Seperti apa yang kamu katakan bahwa ini semua
sudah takdir Tuhan. Dari pertemuan kita dan status kita yang teman menjadi
sahabat atau mungkin lebih.
Kamu memang selalu
membuatku tersenyum dengan apa yang kamu katakan, , bahkan aku menilaimu lebih
baik dari dia yang meninggalkanku dan aku bahagia akan hal itu. Kita jalani
cerita berdua dari hari ke hari. Hingga aku lupa cara aku menatapmu saat
melihat fotomu. Takdir Tuhan memang indah untuk menyatukan kita saat ini dengan
kenyamanan yang kamu dapatkan dari aku mungkin hehehe.
Aku sadari kian
hari aku menyayangimu, menilaimu sangat baik, memikirkanmu dengan pikiran
positif. Tentu sesuai dengan apa yang kamu katakan tentang dirimu. Memercayai
orang sudah lama aku kenal. Itu memang mudah. Ku mulai buka lembaran indahku
denganmu.. Aku memang harus menentukan pilihan. Kamu atau Dia yang telah
meninggalkanku dengan kenangan didalamnya.
“Tuhan, apakah ini sebuah pilihan? Jika
iya, jadikan pilihan yang aku pilih merupakan pilihan yang tepat, pilihan yang
terbaik untuk aku dan segala kebahagiaanku.”
Doaku pada Tuhan
yang aku harap doaku didengar dan ditunjukan mana yang terbaik untukku. Aku
terus memikirkan untuk bisa memilih pilihan yang sulit. Menyayangi keduanya
dengan berbeda. Dia memang pernah membuatku mengeluarkan bulir air dari mata
karena apa yang diperbuatnya. Sementara kamu, kamu selalu membuatku tersenyum
dengan segala sesuatu yang kamu lakukan. Ini hari yang berat untukku.
Menentukan apa yang menjadi pilihanku. Kalau saja dia tidak menghubungiku saat
ini, mungkin ini tidak terjadi hari ini. Tapi kapan pun itu aku memang harus
mempersiapkannya. Aku ingin memilih yang terbaik untukku dan hari-hariku.
Aku memilihmu dan
aku mulai berhenti menyayanginya yang telah meniggalkanku. Kini hanya ada kamu.
Ya kamu! Bukan yang lain. Aku berharap ini memang pilihan yang akan menjadi
pilihan yang terbaik. Bukan hanya untukku dan untuk mu.. Aku rasa ini
bahagiaku. Namun aku salah. Kamu memang memberiku bahagia di awal perjumpaan
kita. Di awal kisah manis kita. Tapi kamu telah menghilangkan dengan mudah
hal-hal indah itu. Kau buatku kecewa. Kau jatuhkan bulir air mata dari mataku. “Tuhan,
mengapa tak kau tunjukkan dia yang terbaik? Mengapa kau mengijinkan aku
memilihnya yang menyakitiku lebih dari Dia?”
Tuhan memang tidak
menjawabnya tapi setelah aku menyadari, Tuhan mengajarkan ku hal yang paling
indah dan kini aku menyadari itu. Memilih memang bukan hal yang mudah tapi kau
harus memikirkan apa yang sudah dilakukannya untuk mengusahakan hari-harimu penuh
warna bukan yang hanya memberimu dua warna dan bukan berarti, orang yang selalu
menghasilkan air mata dari matamu tidak pernah bisa memberi kebahagiaan untukmu.
Sekarang semua tlah berlalu aku tanpamu dan kembali lagi dengan hidupku dengan
sepi dan diamku. Aku hanya bias men gawasimu lewat media social dan orang” yang
kukenal yang ada di sekelilingmu. Yang terlebih lagi selalu ada yang aku
percaya menjagamu atas kuasanya dan dengan sepenggal do’a yang aku minta
untukmu. Kini aku harus belajar melupakanmu seperti yang kamu lakukan untuk
melupakanku.
Terimakasih untuk waktu yang
singkat ini little girl jaga diri baik”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar